Minggu, 01 Agustus 2010

KESEHATAN ANAK •Kesehatan merupakan fenomena kompleks ( WHO )•Indikator : –Mortalitas –Morbiditas PENTING –Kel. usia risti terhadap gangguan/penyakit tertentu–Kemajuan pengobatan dan pencegahan–Bidang khusus konseling kesehatan BEBERAPA FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN ANAK •Masalah-masalah kesehatan •Penyakit infeksi •Undernutrition •Kecelakaan dan keracunan •Penyakit menahun •Penyakit yang memerlukan tindakan operasi •Masalah yang sering terjadi pada setiap tingkat perkembangan •Perkembangan IPTEK Kesehatan ANGKA MORTALITAS DAN MORBIDITAS •11 juta balita dunia meninggal/tahun karena infeks i•54% berkaitan dengan kurang gizi ( WHO, 2002) •AKB : 35/000 KH •Angka kurang gizi (Depkes, 2004) –1989 ; 37,% 2000 : 24,7% –2001 : 26,1% 2002 : 27,3% –2003 : 27,5%–BBLR : 350.000 bayi / tahun •Proporsi Penyakit penyebab kematian bayi hasil : –Penyakit system pernafasan 29,5 % –Gangguan perinatal 29,3 % –Diare 13,9 % –Penyakit sistem syaraf 5,5 % –Tetanus 3,68% –Infeksi dan parasit lain 3,5 % FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK •KEPERAWATAN ANAK –konsisten dengan pengertian keperawatan •TUJUAN DAN MANFAAT –Pencapaian derajat kesehatan yang tinggi bagi anak sebagai satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di keluarga.–Meningkatkan kepuasaan anak dan keluarga–Mengurangi fragmentasi pemberian asuhan KUNCI FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK….1) FAMILY CENTERED CARE •Keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan individu mendukung, menghargai dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson, 1989).•Konsep dasar Family Center Care –Enabling: melibatkan keluarga–Empowering : pengambil keputusan ATRAUMATIC CARE •Tujuan utama : “DO NO HARM” yaitu : –Mencegah/mengurangi anak berpisah dari orang tua–Perlindungan–Mencegah/mengurangi trauma fisik dan nyeri KUNCI FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK….2) PRIMARY NURSING •Mendukung pelaksanaan askep anak •Menjadikan asuhan yang konsisten dan berfokus pada keluarga sebagai komponen integral pada perencanaan dan pelaksanaan. CASE MANAGEMENT •Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas.
BERMAIN PADA ANAK I. DEFINISI Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan /kepuasan yang merupakan ceminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social. Menurut Wong (2000) bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara. Sedangkan menurut Chambell dan Glaser (1995) bermain merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stress pada anak. Bermain memiliki fungsi untuk meningkatkan perkembangan sensorik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan social, perkembangan moral, perkembangan kreatifitas, perkembangan kesadaran diri, fungsi terapi, dan perkembangan komunikasi II. TUJUAN BERMAIN 1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit. 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi, serta ide-idenya 3. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah 4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dn dirawat di rumah sakit III. KLASIFIKASI BERMAIN Bermain dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : a. Tahap Perkembangan b. Perkembangan Motorik c. Status Kesehatan d. Jenis kelamin e. Intelegensia f. Status sosial ekonomi g. Jumlah waktu bebas h. Alat Permainan i. Lingkungan Dari faktor- faktor tersebut bermain dapat diklasifikasikan dalam 3 hal, yaitu : A. Berdasarkan Isi Permainan 1. Social Afektif Play Inti permainan adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan ortu/orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah “cilukba”, berbicara sambil tersenyum atau tertawa, atau sekedar memberikan tangan pada bayi untuk digenggamnya. 2. Sense of Pleasure Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya dengan menggunakan pasir, bisa juga dengan menggunakan air. Anak semakin lama semakin asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang dilakukannya sehingga susah dihentikan. 3. Skill Play Permainan ini akan meningkatkan keterampilan, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, memindahkan benda, dan anak akan terampil naik sepeda. 4. Games Merupakan jenis permainan yang menggunakan perhitungan dan atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri dan atau dengan temannya. Misalnya, ular tangga, congklak, puzzle, dll. 5. Unoccopaid Behaviour Disini anak tidak memainkan alat permainan tertentu, situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan, seperti mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada disekelilingnya. 6. Dramatic Play Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil meniru orang dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya dsb. B. Berdasarkan Karakter Sosialnya 1. Onloker Play Anak hanya mengamati temannya saja yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses mengamati terhadap permainan yang sedang dilakukan temannya. 2. Solitary play Pada permainan ini anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, serta tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya. 3. Paralel Play Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak satu sama lain, sehingga antara anak satu dengan anak yang lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler. 4. Assosiative Play Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka, bermain hujan-hujanan, dan bermain masak-masakan. 5. Cooperative Play Dalam permainan ini aturan permainan dalam kelompoktampak lebih jelas, demikian juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan tersebut. C. Berdasarkan Tahap Tumbuh Kembang 1. BAYI (1 Bulan) • Visual : Mendekatkan benda yang terang dan menyolok (20–30 meter) • Auditory : Bicara dengan bayi, menyanyi, bercanda, main musik, dengar radio • Tactile : Memeluk bayi, menggendong bayi, beri kehangatan • Kenetic : Naik kereta dorong, diayun 2. BAYI ( 2 – 3 Bulan ) • Visual : Buat ruangan menjadi terang, tempel gambar di dinding, pasang cermin di dinding • Auditory : Bicara dengan bayi, mainan yang berbunyi, ikutsertakan dalam pertemuan keluarga • Tactile : Membelai bayi waktu memandikan, mengganti pakaian bayi, menyisir rambut bayi • Kenetic : Jalan-jalan naik kereta dorong, gerakan berenang saat mandi di ember 3. BAYI ( 4 – 6 Bulan ) • Visual : Beri mainan warna terang, bercermin, nonton TV • Auditory : Ajak anak bicara, panggil namanya, ulangi suara ang dibuat, meremas kertas, mainan berbunyi • Tactil : Beri mainan dengan berbagai tekstur, mandi dimasukkan ember • Kenetic : Bantu tengkurap 4. BAYI ( 6 – 9 Bulan ) • Visual : Berikan mainan warna-warni yang bergerak, main ciluk baa • Auditory : Ajari tepuk tangan, panggil namanya, sebut bagian tubuh orang tua • Tactile : Beri mainan dengan berbagai tekstur, main air mengalir, berenang • Kenetic : Gunakan baby walker, kereta dorong, letakkan mainan jauh dari anak 5. BAYI ( 9 – 12 Bulan ) • Visual : Perlihatkan gambar dalam buku, ajak ke berbagai tempat, tumjuk bangunan agak jauh • Auditory : Tunjuk bagian tubuh dan sebut namanya, kenalkan suara binatang • Tactile : Berikan mainan yang dapat dipegang, kenalkan benda dingin / hangat • Kenetic : beri mainan yang dapat ditarik dan didorong 6. TODDLER ( 1 – 3 Tahun ) • Mulai mengerti arti memiliki, Menyenangi musik • Senang berebut mainan dan bertengkar dengan teman • Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu • Dapat berjalan, memanjat, lari • Jenis permainan yang tepat dipilih adalah solitary play dan parallel play • Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah ; boneka, kereta api, truk, sepeda roda tiga, alat memasak, alat memasak, alat menggambar, bola, pasir, tanah liat, lili warna-warni. 7. PRA SEKOLAH ( 3 – 5 Tahun ) • Dapat berlompat, berlari • Dapat naik sepeda roda tiga • Sangat enerjik • Bermain dengan kelompok teman • Jenis permainan yang sesuai adalah : assosiatif play, dramatic play, dan skill play • Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah : sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, permainan balok-balok besar 8. USIA SEKOLAH ( 6 – 12 Th ) • Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama • Dapat belajar independet, cooperative, bersaing, menerima orang lain • Tingkah laku diterima teman sebaya • Laki-laki ; mechanical • Perempuan ; mother role 9. REMAJA ( 13 – 20 Tahun ) • Bermain dalam kelompok teman; bermain sepakbola, basket, bulutangkis • Senang mendengar musik • Melihat TV • Dengarkan radio • Baca majlaah atau buku cerita, novel TUGAS KEPERAWATAN ANAK BERMAIN PADA ANAK Disusun oleh : Nama : LALU MUHAIRI NIM : 01.08.01.054 Prodi : PSIK A PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2010